karena aku setia

perjalanan panjang mempertahankan cinta

A Faith

Published by Karena Aku Setia under on 2/09/2009
Aku baru saja menjalani hari-hari paling buruk dalam hidupku. Dua hari terburuk, dan dilanjutkan dengan beberapa hari yang tak kalah buruk. Aku bingung harus memulai bercerita dari mana. Karena sebenarnya,aku ingin melupakan hari-hari itu. Tapi itu terlampau sulit dan aku tak kuat memendamnya seorang diri. Tak ada lagi tempatku berbagi. Dia, yang biasanya menerimaku, mendengar ceritaku, membuatku merasa nyaman, sedang tidak dapat menemaniku. Ada yang mengganggu pikirannya, dan dia, mungkin akan menghilang dalam waktu yang cukup lama. Katanya, dia ingin mengumpulkan puing puing keyakinan yang sedang berserakan. Keyakinan yang selama tiga tahun ini menopangnya. Menjadikannya pelangi yang paling indah. Pelangi itu tidak hilang,hanya mungkin ia sedang tertutup awan. Awan jahat berbentuk keraguan yang coba memudarkan pesonanya.

Aku, saat ini sedang termenung. Merenungi kesialan yang menimpaku yang tak pernah aku perkirakan sebelumnya. Semuanya terjadi begitu cepat,hingga aku tak sempat membangun benteng pertahanan dan mengajaknya berlindung disana. Aku dan dia kini berada di dua benua yang berbeda. Kurang lebih dua bulan yang lalu, saat kita berdua berpijak pada satu tanah yang sama, pernah kita mencoba membangun benteng itu. Tapi ternyata ia tak cukup kokoh untuk berdiri dua puluh bulan. Ya, hanya dua puluh bulan sebenarnya, dan setelah itu aku bisa membangun lagi benteng yang baru. Atau setidaknya merenovasinya apabila ku temukan disana ada kerusakan. Ternyata aku tak begitu beruntung. Benteng itu rapuh. Mungkin karena aku bukan seorang insinyur, jadi saat membangunnya ada beberapa materi yang lupa aku tambahkan. Dan fatal bagiku, materi materi itu adalah sesuatu yang urgen.

Dia, adalah sesorang yang paling berharga dalam hidupku. Kehadirannya bagai malaikat untukku. Dia, adalah sejuk yang embun tinggalkan dipagi hari. Dia adalah hangat yang selalu ada saat dingin di februari. Dan dia adalah alasan, mengapa sampai saat ini aku masih bernafas. Saat semua keyakinan itu telah berkumpul, dan gaungnya mengisi tiap rongga dalam tubuhku, mengalir deras dalam darahku yang panas, mengapa justru keraguan yang datang menyapanya. Melemahkannya hingga titik yang paling bawah. Tapi aku tau dia tidak lemah. Dia seorang yang kuat, yang selalu bisa bangkit dari masalah. Aku selalu percaya itu. Dia hanya perlu waktu.

Aku tak tahu siapa yang salah. Mungkin aku. Aku tak mau menyalahkan dia. Tapi aku sedikit tak bisa memahami jalan pikirannya. Tentang perbedaan itu, mengapa hal itu sebegitu sakralnya buat dia. Aku hanya ingin dia menerima aku apa adanya. Kita pernah tiga tahun berjalan di atas perbedaan dan selama itu, kita selalu bisa mengatasi semuanya. Semoga dia mengerti. Kalau selama ini, kita bisa saling melengkapi. Dan aku yakin, esok pun kita bisa. Dia hanya perlu menggunakan hatinya untuk memahami semua ini.

Aku selalu berdo'a, agar keyakinan itu kembali lagi padanya. Dan aku akan selalu membantunya untuk itu. Satu pesanku untuknya, bersikaplah dewasa menghadapi masalah ini. Selesaikan semuanya dengan hati. Yang perlu dia tahu, kita cuma tak bisa jauh!!

*Love is a nature way of giving the reason to be living..

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Perkenalkan

Foto saya
Nasr City, Cairo, Egypt
Seorang anak manusia yang berusaha melawan jarak untuk mempertahankan cintanya. Cinta pertama dan dengan penuh pengharapan yang akan menyempurnakan kisah hidupnya.