karena aku setia

perjalanan panjang mempertahankan cinta

Berpijak Pada Hari Yang Baru

Published by Karena Aku Setia under on 2/15/2009
Hari ini aku berpijak pada sebuah hari yang baru. Hari yang berbeda. Ya, karna aku ingin berubah. Berubah menjadi lebih baik. Tidak lagi mengulangi kesalahan yang selalu memojokanku. Membuatku menjadi makhluk yang paling bersalah. Aku ingin bisa mengontrol diriku, menutup tiap tiap titik hitam yang kapan saja bisa menjelma menjadi lubang dan menyemburkan lumpur emosi. Saat ini aku dituntut untuk menjadi seorang yang tak punya salah. Sekali saja aku lalai, akan ada konsekuensi pahit yang siap melahapku. Aku tahu ini pasti berat, tapi aku tak pernah menyerah. Akan ku buktikan pada dunia, aku bisa jadi lebih baik, walaupun sempurna tetaplah tidak mungkin.

Hari ini, bulan telah berterus terang. Aku tak tahu harus senang, atau harus sedih. Dia dengan cermat dan amat teliti membuka tiap lembar catatan kesalahanku di masa lalu. Aku hanya bisa bengong, tak mampu berkata kata. Bayangan bayangan kesalahan itu lalu lalang di depan mataku bagai sebuah premiere film di bioskop. Sang sutradara dengan rapi mengatur alur ceritanya. Sesekali memancing perasaan paling sensitif dari penonton. Tak seperti film film kebanyakan, durasi film ini cukup panjang, 4 jam lebih. Aku agak kesulitan menarik kesimpulan dari cerita panjang masa lalu yang kelam ini, apakah ia sebuah ancaman, tuntutan, atau kesempatan terakhir, tapi menurutku ia adalah kemurahan.

Aku ingin selalu mengalah pada bulan. Tak mau membuatnya redup. Tapi maukah ia bersinar lagi, hanya untuk ku. Bulan, aku tahu banyak kesalahan yang sudah aku lakukan. Tapi bukankah kita memang di ciptakan tak sempurna? bukankah semuanya pernah melakukan kesalahan? Termasuk kamu bulan. Aku tidak pernah mau lagi mengingat kesalahan kesalahan itu bulan. Toh bagiku itu semua masa lalu. Menyalahkan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Bukankah memaafkan lebih mulia? Bulan, aku tidak marah saat kau meningatkanku pada masa laluku yang penuh kesalahan. Aku akan terima itu sebagai sebuah nasehat, sebuah harapan.

Bulan, maukah kau berjalan bersama ku, beriringan? Menatap hari esok yang aku janjikan untukmu akan lebih baik. Menyambut dunia yang ramah. Jangan tinggal kan aku sendiri bulan. Saat ini aku sangat membutuhkanmu. Dan selamanya aku akan selalu membutuhkanmu. Aku ingin menunggu pagi bersamamu. Kemudian mempersilahkan tamu tamu kedamaian masuk ke kediaman kita. Hingga yang ada di tiap hembusan napas hanya bahagia.

Bulan, aku cinta padamu. Kemarin, saat ini dan selamanya!!

* Saat kata kata sudah tercemar emosi, diam mungkin adalah solusi..

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Perkenalkan

Foto saya
Nasr City, Cairo, Egypt
Seorang anak manusia yang berusaha melawan jarak untuk mempertahankan cintanya. Cinta pertama dan dengan penuh pengharapan yang akan menyempurnakan kisah hidupnya.